Kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak terelakan pada 2013. Situasi
ekonomi dunia yang belum menentu dan kebutuhan pembangunan infrastruktur dalam
negeri perlu direspon dengan penurunan biaya subsidi BBM.
Untuk
mendorong akselerasi pembangunan infrastruktur dan sejumlah sektor vital di
Tanah Air, harga BBM bersubsidi sebaiknya dinaikkan hingga mendekati harga
pasar. Kompensasi kenaikan harga BBM bagi rakyat miskin dan hampir miskin bisa
diberikan secara langsung berupa bahan pangan dan bantuan lainnya.
Kalau harga BBM tetap disubsidi seperti sekarang, pembangunan infrastruktur dan sektor vital akan terus tertinggal, anggaran negara terbebani, dan rakyat akan hidup tidak realistis. Apa pun alasannya, harga BBM harus dinaikkan kalau subsidi meningkat melampaui kuota.
Kalau harga BBM tetap disubsidi seperti sekarang, pembangunan infrastruktur dan sektor vital akan terus tertinggal, anggaran negara terbebani, dan rakyat akan hidup tidak realistis. Apa pun alasannya, harga BBM harus dinaikkan kalau subsidi meningkat melampaui kuota.
Kenaikan
harga BBM hendaknya berlangsung selama tiga kali agar dampaknya tidak terlalu
memberatkan masyarakat. Setiap kenaikan Rp 1.000 per liter, maka akan ada
tambahan inflasi 0,3. Prediksi asumsi inflasi 2013 yang ditetapkan pemerintah
sebesar 4,9% akan meleset karena belum memasukkan dampak kenaikan tarif
listrik. Kenaikan tarif listrik sebesar 15% akan menyebabkan tambahan inflasi
sebesar 0,25% hingga 0,3%.
SUMMBER: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2013/07/pendapat-mengenai-kenaikan-bbm/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar